Dollar menguat terhadap mata uang negara berkembang di Asia setelah ketua Federal Reserve Janet Yellen berkomentar atas outlook untuk suku bunga AS, sementara itu mata uang Selandia Baru tergelincir pada data inflasi.
Greenback menguat setidaknya sekitar 0.2% terhadap mata uang Asia seperti Korea Selatan, Malaysia dan Thailand, menyentuh level terkuat sejak bulan April terhadap won, sedangkan Kiwi melemah sekitar 0.6%.
Greenback menguat setidaknya sekitar 0.2% terhadap mata uang Asia seperti Korea Selatan, Malaysia dan Thailand, menyentuh level terkuat sejak bulan April terhadap won, sedangkan Kiwi melemah sekitar 0.6%.
Di saat Yellen mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa stimulus masih di perlukan, dia mengatakan bahwa suku bunga dapat di naikan lebih cepat dari perkiraan jika pasar kerja terus membaik lebih cepat dari perkiraan. China diproyeksikan pada hari ini akan melaporkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang bertahan di level 7.4% di kuartal kedua, di saat penjualan retail dan produksi industri naik di bulan Juni. Harga konsumen di Selandia Baaru naik di bawah perkiraan analis pada kuartal lalu, dengan bank sentral akan mengkaji ulang pandangan mereka terhadap biayan pinjaman pada pekan depan.
“Data terbaru pada ekonomi AS terus membaik dan menunjukkan bahwa resiko terhebat untuk perubahan sikap Fed menuju kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan,” kata Ric Spooner, kepala analis pasar di CMC Markets di Sydney. “Trader akan lebih hati-hati menuju perilisan data GDP China.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar