Hingga Bulan Mei tahun ini, realisasi belanja daerah secara nominal menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2013. Hingga 31 Mei 2014, estimasi realisasi belanja daerah diperkirakan mencapai Rp200,66 triliun.
Pada periode yang sama tahun lalu, sebagaimana tercantum dalam publikasi Estimasi Belanja Pemerintah Daerah Bulan Mei 2014 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan pada Rabu (16/7), realisasi belanja daerah mencapai Rp190,85 triliun.
Sementara itu, pada tahun 2012 dan 2011, realisasi belanja daerah masing-masing sebesar Rp155,99 triliun dan Rp132,85 triliun. Hal tersebut sekaligus menunjukkan adanya tren kenaikan realisasi belanja daerah secara nominal dari tahun ke tahun.
Namun demikian, secara persentase, realisasi belanja daerah hingga Mei 2014 diperkirakan baru mencapai 24,6 persen dari total anggaran belanja daerah yang sebesar Rp815,91 triliun. Ini lebih rendah jika dibandingkan dengan persentase realisai pada periode yang sama tahun 2013 yang mencapai 26,9 persen. Demikian halnya jika dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2011 yang masing-masing mencapai 26,3 persen dan 26,8 persen.
Lebih lanjut, publikasi tersebut juga menyajikan rata-rata realisasi belanja daerah agregat per provinsi yang sebesar 24,6 persen. Dari keseluruhan 34 provinsi, 21 provinsi memiliki realisasi belanja di atas rata-rata, sementara 13 lainnya di bawah rata-rata. Estimasi realisasi belanja tertinggi adalah di Provinsi Sulawesi Utara, yakni 34,4 persen, sementara yang terendah adalah di Kalimantan Utara, 9,6 persen.(nv)